BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an
adalah kitab Allah yang mulia. Didalam Al-Qur’an terdapat hukum-hukum untuk
kehidupan manusia.
Al-Qur’an
merupakan kalamullah yang diberikan kepada Nabi Muhammad perantara malaikat
Jibril yang diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri surat an-Nas dan
dinilai ibadah bagi siapa saja yang membacanya. Al-Qur’an menggunakan bahasa
Arab. Namun orang-orang Quraiys tak kurang dari suatu dalih untuk menyangkal
tentang kebahasaan dan kebenaran al-Qur’an.
Sebenarnya
kenapa al-Qur’an memakai bahasa Arab ? Kenapa orang-orang Quraisy tetap
menentang al-Qur’an ? dan apa alasan orang-orang musyrik mengingkari al-Qur’an
?
Didalam makalah
ini pemakalah akan sedikit menjelaskan
tentang Q.s Fushilat ayat 37-46.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Surat
Fushilat ayat 37-46
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا
تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ
إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ(37) فَإِنِ اسْتَكْبَرُوا فَالَّذِينَ عِنْدَ
رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُمْ لا يَسْأَمُونَ(38)
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الأرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا
الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى
إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(39) اِنَّ الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي
آيَاتِنَا لا يَخْفَوْنَ عَلَيْنَا أَفَمَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ خَيْرٌ أَمْ
مَنْ يَأْتِي آمِنًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ إِنَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ(40) إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالذِّكْرِ لَمَّا جَاءَهُمْ
وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ(41) لَا
يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ(42) مَا يُقَالُ لَكَ إِلا مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ
إِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ وَذُو عِقَابٍ أَلِيمٍ(43) وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلا فُصِّلَتْ
آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
وَالَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى
أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ(44) وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى
الْكِتَابَ فَاخْتُلِفَ فِيهِ وَلَوْلا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ
بَيْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ(45) مَنْ عَمِلَ صَالِحًا
فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ(46)
B.
MUFRADAT
الاية : Bukti dan hujjah
يسأمون : Mereka jemu
خاشعة : Tandus dan kering tidak ada tumbuh-tumbuhan padanya
اهتزت : Bergerak
ربت : Memuai (subur)
الذكر : Al-Qur’an
حكيم : Maha bijaksana dalam segala pekerjaan
حميد : Maha terpuji kepada seluruh makhluk-Nya dengan memberi banyak nikmat kepada mereka
الاية : Bukti dan hujjah
يسأمون : Mereka jemu
خاشعة : Tandus dan kering tidak ada tumbuh-tumbuhan padanya
اهتزت : Bergerak
ربت : Memuai (subur)
الذكر : Al-Qur’an
حكيم : Maha bijaksana dalam segala pekerjaan
حميد : Maha terpuji kepada seluruh makhluk-Nya dengan memberi banyak nikmat kepada mereka
اِلحد : Mengingkari
اعجم : Selain bahasa Arab
اعجم : Selain bahasa Arab
فصّلت : Dijelaskan
هدى : Petunjuk
شفاء : penawar; obat
اذن : Telinga
وقر : Sumbatan
عمى : Buta
سبقت :
بعيد : Jauh
شكّ : Ragu
أساء : Jahat
عبيد :Hamba
C.
TERJEMAHAN
DAN PENJELASAN
1. Ayat 37-39
1. Ayat 37-39
Allah SWT memberikan
peringatan kepada hamba-hamba-Nya tentang kekuasaa-Nya yang besar. Tidak ada
bandingannya.
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَر
“Dan
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.”
Yakni
menciptakan siang dan malam silih berganti dan tidak pernah berhenti. Dan
menciptakan matahari dan bulan agar dengan perbedaan perjalanannya
dapatlah diketahui kadar waktu malam dan
siang, dari jum’at ke jum’at, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. Dan
akan menjadi jelas pula waktu-waktu untuk melaksanakan hak, ibadah, dan
mu’amalah. Dan oleh karena matahri dan bulan itu merupakan benda langit yang
terbesar yang bisa disaksikan di langit dan di bumi maka Allah SWT
memperingatkan bahwa kedua benda itu tetap berada di bawah kekuasaan dan
pemaksaan Allah Ta’ala. Oleh larena itu janganlah kamu mengagungkan kedua benda
itu, tetapi agungkanlah pencipta-Nya.
لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Janganlah
bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah
kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
Yaitu
janganlah kamu me nyerikatkan-Nya. Tidak akan mendatangkan manfaat bagi kamu bila kamu mengabdi kepada-Nya dan
juga mengabdi kepada selain-Nya. Karena, Dia tidak akan memberikan ampunan
terhadap kemusyrikan yang dilakukan terhadap-Nya.
Hal ini merupakan bantahan terhadap kaum shabi’ah yng menyembah bintang-bintang dan planet-planet. Mereka menyangka bahwa dengan menyembah kepada bintang-bintang itu berarti menyemah kepada Allah. Padahal, mereka dilarang dari melakukan hal seperti itu.
فَإِنِ اسْتَكْبَرُوا فَالَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُمْ لا يَسْأَمُونَ
Hal ini merupakan bantahan terhadap kaum shabi’ah yng menyembah bintang-bintang dan planet-planet. Mereka menyangka bahwa dengan menyembah kepada bintang-bintang itu berarti menyemah kepada Allah. Padahal, mereka dilarang dari melakukan hal seperti itu.
فَإِنِ اسْتَكْبَرُوا فَالَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُمْ لا يَسْأَمُونَ
“Jika
mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu
bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”
Jika orang-orang musyrik yang menyembah bintang-bintang itu sombong
dan hanya mau bersujud kepada bintang-bintang saja, tidak kepada Allah, maka
Alllah tidak keberatan terhadap mereka.
Karena para Malaikat yang ada di hadirat-Nya yang maha suci, sekalipun
mereka adlah makhluk-makhluk yang lebih baik dari orang-orang musyrik itu,
namun mereka tidak sombong dari menyembah Allah. Bahkan, mereka bertasbih dan
bersembah kepada Allah siang dan malam, sedang mereka tidak henti-hentinya
melakukan hal itu dan tidak jemu-jemunya.
Diriwayatkan dari al-Hafizh Abu Ya’la dari jabir bin Abdullah r,a.,
dia berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
لَاتَسُبُّوْا الّيلَ ولا النهارَ ولا الشمس ولا القمر
ولا الرياح فإنها تُرْسِلُ رحمةً لقومٍ وعذا با لقومٍ
“janganlah kalian mencela malam dan siang.
Jangan pula matahari,bulan, dan anngin. Karena, semuanya diutus sebagai rahmat
untuk suatu kaum dan sebagai siksa untuk kaum yang lain.”
وَمِنْ آيَاتِهِ
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Nya”
Sebagai
bukti bahwa Dia berkuasa untuk menghidupkan kembali mereka yang telah mati. Setelah
hancur luluh dan mengembalikan tubuh-tubuh merek kepada keadaan semula ketika
belum binasa.
تَرَى الأرْضَ خَاشِعَةً
“Bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus”
Tidak ada tumbuhan padanya bahkan mati.
فَإِذَا أَنْزَلْنَا
عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ
“Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia
bergerak dan subur.”
Yaitu, keluarlah dengan berbagai warna rupa
tumbuhan dan buah-buahan. Sebagaimana dapat disaksikan dari meningginya tanah
dan membengkaknya, kemudian menonjol keatas lalu pecah apabila saat munculnya
tumbuh-tumbuhan dari tanah telah tiba, kemudian kamu melihat tumbuh-tumbuhan
menjulang di angkasa lalu menutupi permukaan bumi, sesudah itu bercabang
dahannya dan mengeras batangnya.
إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا
لَمُحْيِي الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat
menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”
Sesungguhnya Allah yang telah menghidupkan
tanah yang tandus ini dan mengeluarkan tumbuh-tumbuhan dari pada-Nya dan
menjadikannya dapat menggerakkan tanam-tanaman, adalah maha kuasa untuk
menghidupkan mayat-mayat bani Adam setelah kematian mereka. Dan Dia maha kuasa
atas segala sesuatu, tak ada barang apapun yang melemahkannya.
2. Ayat 40-43
اِنَّ الَّذِينَ
يُلْحِدُونَ فِي آيَاتِنَا لا يَخْفَوْنَ عَلَيْنَا
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari
ayat-ayat Kami , mereka tidak tersembunyi dari kami.”
Ibnu Abbas r.a. mengatakan, “ilhad berarti meletakkan suatu ucapan tidak pada
tempatnya,” Qatadah mengatakan, “ilhad berarti kekufuran dan
pembangkangan.” Al-Maraghi dalam tafsirnya, “menyimpang dari kebenaran terhadap
hujjah-hujjah kami dengan sikap mendustakan dan mengingkari”. Bahwa mereka
tidak tersembunyi dari kami, penggalan ini merupakan kecaman yang keras dan
ancaman yang kuat, yaitu bahwasanya Allah adalah Maha Mwngetahui orang yang
mengingkari ayat-ayat, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya. Dan Dia akan membalas
orang itu akibat perbuatannya tadi denga hukuman dan siksa. Kemudian, Allah SWT
menerangkan bagaiman balasan itu diberikan, dan menerangkan pula perbedaan
antara Mu’min dan orang kafir.
أَفَمَنْ يُلْقَى فِي
النَّارِ خَيْرٌ أَمْ مَنْ يَأْتِي آمِنًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Maka apakah orang-orang yang ditempatkan
ke dalam neraka lebih baik ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa
pada hari kiamat ?”
Apakah orang-orang yang dilemparkan ke
dalam neraka dikarenakan menyelewengkan ayat-ayat Kami dan mendustakan Rasul
Kami itu lebih baik, ataukah orang yang beriman kepada ayat-ayat kami dan
datang pada hari kiamat dalam golongan orang-orang yag aman, dikala Allah
mengumpulkan seluruh makhluk-Nya utuk dihadapkan kepada-Nya dan diberi
keputusan diantara mereka dengan adil. Tidak diragukan bahwa keddua orang itu
tidak sama.
Lahiriyah ayat-ayat ini bersifat umum dan
merupakan penggambaran tentang keadaan orang Mu’min dan orang kafir. Tetapi ada
pula yang mengatakan bahwa yang dimaksud orang yang dilemparkan kedalam neraka
ialah Abu jahal. Sedang orang yang datang dengan aman ialah nabi saw.
Sementara itu diriwayatkan dari Basyir bin
Tamim, ia berkata : ayat ini diturunkan mengenai Abu Jahal dan Ammar bin yasir.
Dan setelah allah swt menerangkan bagaimana
kesudahan orang-orang yang menyelewengkan ayat-ayat Allah dan kesudahan
orang-orang yang beriman kepada-Nya, maka Allah mengancam orang-orang yang
menyelewengkan itu dengan firmannya :
اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ
“Perbuatlah apa yang kamu kehendaki”
Berupa perbuatan baik ataupun perbuatan
buruk. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui terhadapmu dan maha melihat amal-amal
kamu. Dan kamu mengetahui kemana kembali orang yang berbuat buruk dan kembali
orang yang berbuat baik.
إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Sesungguhnya Dia Maha Malihat apa yang
kamu kerjakan.”
Sesungguhnya Allah mempunyai pengalaman dan
pengerahuan tentang amal perbuatan, tidak ada satupun yang tersembunyi bagi
Allah diantara amal-amal perbuatanmu maupun hal-hal yang lain, dan Dia memberi
balasan kepadamu sesuai dengan amal perbuatanmu.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالذِّكْرِ لَمَّا جَاءَهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari
Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu datang kepada mereka.”
Kemudian, Allah swt. Menerangkan tentang
orang-orang yang menyimpang itu, bahwa mereka adalah orang-orang yang mengingkari
Al-qur’an dan mendustakannya ketika Al-Qur’an ini datang kepada mereka.
Kemudian Allah SWT mensifati Al-Qur’an ini
dengan firman-Nya :
1. وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah
kitab yang mulia.”
Dan sesungguhnya al-Qur’an ini
benar-benar kitab yang perkasa, sehingga tak bisa ditentang atau dikecam
oleh orang-orang yang mengecam, terpelihara dari segala cacat dan terjaga
dengan penjagaan Allah.
2.
لَا
يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ
“Yang tidak datang kepadanya kebathilan
baik dari depan maupun dari belakangnya.”
Yang tidak ada jalan bagin kebatilan untuk
sampai kepada Al-Qur’an. Maka, Al-Qur’an itu tak bisa didustakan oleh
kitab-kitab terdahulu seperti Taurat dan Injil, dan takkan datang sesudahnya
sebuah kitab yang mendustakannya, demikian menurut Sa’id bin Jabir dan
Al-Kalbi.
Sedang menurut az-Zajaj, bahwa arti ayat
ini ialah, al-Qur’an itu terpelihara dari dikurangi. Inilah arti al-Qur’an itu
tidak didatangi kebatilan dari depannya. Dan al-Qur’an itu terpelihara dari
ditambahi. Inilah arti bahwa al-Qur’an tidak didatangi kebatilan dari
belakangnya. Demikian kata Qatadah dan as-Suddi.
Kesimpulannya, bahwa kebatilan itu takkan
datang kepada al-Qur’an dan takkan mendapatkan jalan untuk sampai kepadanya
daria arah manapun. Jadi, apa saja yang ada dalam al-Qur’an adalah haq
dan benar. Dan dalam al-Qur’an tidaka ada sesuatu pun yang tidak cocok dengan
kenyataan.
3.
تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
“Yang diturunkan dari Tuhan yang Mahabijaksana lagi
Maha Terpuji.”
Al-Qur’an itu diturunkan dari sis Allah yang mempunyai
hikmat dan mengendalikan urusan hamba-hamba-Nya, yang Maha terpuji dengan
menganugerahkan bermacam-macam nikmat kepada hamba-Nya, yang diantaranya ialah
diturunkannya kitab ini, bahkan kitab ini merupakan nikmat terbesar.
3.ayat 43-46
مَا يُقَالُ لَكَ إِلا مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ
“Tidakkah ada yang dikatakan kepadamu itu selain apa
yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu.
Yakni, tidak ada pendustaan yang telah dikatakan
kepada kamu melainkan pendustaan itu telah dikatakan kepada Rasul-rasul sebelum
kamu. Oleh karena itu, sebagai mana kamu didustakan maka mereka pun telah
didustakan. Dan sebagaimana mereka bersabar atas gangguan itu maka bersabarlah
kamu seperti mereka terhadap gagguan kaummu kepada dirimu.
إِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ وَذُو عِقَابٍ أَلِيمٍ
“Sesungguhnya Tuhan kamu benar-benar mempunyai ampunan
bagi siapa saja yang bertaubat kepada-Nya, dan hukuman yang pedih.”
Sesungguhnya, Tuhanmu mempunyai ampunan bagi
orang-orang yang bertaubat kepadanya dari dosa-dosa mereka, memberi maaf kepada
mereka. Dan juga mempunyai hukuman yang pedih terhadap otang yang terus-terusan
berada dalam kekafiran dan mati dalam keadaan kafir sebelum bertaubat.
وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلا فُصِّلَتْ
آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ
“Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur’an itu sesuatu bacaan
dalam bahasa selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan, “Mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya? Apakah (Al-Qur’an) dalam bahasa asing sedang (Rasul
adalah orang) arab?”
Ketika Allah SWT menyebutkan al-Qur’an, kefsihan,
kebalaghahan, dan hukum-hukum yang terkandung dalam semua lafal dan maknanya
itu demikian hebat, tetapi orang-orang musyrik tetap saja tidak mau beriman,
maka Allah memperingatkan bahwa kekufuran mereka itu adalah kufur karena
menentang dan membangkang. Hal ini sebagaimana firman-Nya,
وَلَوْ نَزَّلْنَاهُ عَلَى بَعْضِ الأعْجَمِينَ(198) فَقَرَأَهُ عَلَيْهِمْ مَا كَانُوا بِهِ مُؤْمِنِينَ(199)
“Dan kalau al-Qur’an itu Kami turunkan kepada salah seorang dari
golongan bukan Arab, lalu dia memebacakannya kepada mereka (orang-oranh kafir),
niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya”
Demikian pula halnya kalau seluruh Al-Qur’an
diturunkan Allah dengan bahasa ajam (bukan bahasa Arab), pastilah mereka,
dengan nada menentang dan membangkang, akan mengatakan, “mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (Al-Qur’an) dalam bahasa asing sedang (rasul
adalah orang) Arab?” yakni, pastilah mereka akan mengatakan , “mengapa
ayat-ayatnya tidak dijelaskan dengan bahasa Arab?.” Dan pastilah mereka akan
mengingkari hal itu sehingga mereka akan mengatakan, “Mengapa ia berbahasa
asing, padahal untuk orang arab?” maksudnya, bagaimanakah mungkin perkataan
yang asing dialamatkan kepada seorang arab yang tentu saja tidak akan
memahaminya?, demikianlah tafsiran ayat ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Abbas
r,a. Dan yang lain.
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
“Katakanlah, “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan
penawar bagi orang-orang yang beriman.”
Yakni, katakanlah hai Muhammad, Al-qur’an ini bagi
orang yang beriman merupakan petunjuk untuk hatinya dan penawar bagi
keraguan dan kebimbangan dalam dadanya.
وَالَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى
“Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga
mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur’an itu sesuatu kegelapan bagi mereka.”
Yakni,mereka tidak mendapatkan petunjuk dari penjelasan
yang terdapat didalamnya. Sehingga mereka tidak mendapatkan hujjah-hujjah dan
pelajaran-pelajaran yang ada padanya.
أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ
“Mereka itu adalah orang-orang yang dipanggil dari
tempat yang jauh.”
Ibnu Jarir berkata, “artinya, seolah-olah orang yang
mengajak bicara kepada mereka itu berada di tempat yang jauh sekali sehingga
mereka tidak dapat memahami apa yang dia katakan.”
Al-Maraghi mengatakan, “mengumpamakan keadaan orang-orang kafir itu
dalam hal tidak memahami al-Qur’an , seperti keadaan orang yang dipanggil dari
jarak jauh, sehingga ia tidak mendengar suara, tidak paham akan rincian-rincian
dan makna-maknanya.
Sesudah itu Allah swt menerangkan bahwa orang-orang yang mendustakan
Al-Qur’an tidaklah aneh jika dibandingkan dengan umat-umat sebelum mereka.
Karena, umat-umat sebelum mereka pun telah berselisih tentang Taurat,”
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَاخْتُلِفَ فِيهِ
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa
Taurat lalu diperselisihkan tentang Taurat itu.”
Yakni, didustakan dan diganggu. “Oleh karena itu,
bersabarlah sebagai para ulul azmi telah bersabar.” (al-Ahqaf : 35)
وَلَوْلا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ
“Kalau tidak
ada keputusan yang telah lalu dari Tuhanmu, tentulah orang-orang kafir itu
sudah dibinasakan.”
Yakni, pastilah siksa itu akan disegerakan kepada
mereka. Namun, bagi mereka ada waktu yang telah ditentukan. Pada saat itu
mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung dari siksa-Nya.
وَإِنَّهُمْ لَفِي شَكٍّ
مِنْهُ مُرِيبٍ
“Dan sesungguhnya mereka terhadap al-Qur’an benar-benar dalam
keragu-raguan yang membingungkan.”
Yakni, pendustaan mereka terhadap
Al-Qur’an itu tidak didasarkan atas kecermatan, tetapi mereka sendiri dalam
keraguan tentang apa yang mereka ucapkan itu, tidak yakin pada perkara yang
mereka pegang.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا
فَلِنَفْسِهِ
“Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka pahalanya untuk
dirinya sendiri.”
Yakni, manfaat dari amal itu hanyalah kembali pada dirinya sendiri.
وَمَنْ أَسَاءَ
فَعَلَيْهَا
“Dan barang siapa yang berbuat jahat maka dosanya atas dirinya sendiri.”
Yakni, dampak dari perbuatannya itu hanyalah kembali
pada dirinya sendiri.
وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ
لِلْعَبِيدِ
“Dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba(Nya).”
Yaitu, tidak menyiksa seseorang kecuali karena
dosanya. Dan tidak akan memberikan adzab kepada seseorang kecuali setelah
menegakkan hujjah atasnya dan setelah mengutus seorang Rasul kepadanya.
D. ISI KANDUNGAN
1. Q.s Fushilat ayat 37-39
§ Tanda-tanda kebesaran Allah adalah
menjadikan siang, malam, matahri, bulan. Tetapi tidak untuk mensekutukan dari
pada-Nya.
§ Allah kuasa menghidupkan manusia yang dari
kubur laksana tumbuh-tumbuhan yang keluar dari tanah tandus yang diberi air.
2. Q.s Fushilat ayat 40-42
Ancaman bagi penentang Al-Qur’an
§ Allah maha mengetahui segala perbuatan
orang-orang yang mengingkari ayat-ayat-Nya.
§ Manusia tidak dihalangi melakukan apa yang
dikehendakinya, tetapi Allah akan membalas perbuatan mereka itu dengan balasan
yang setimpal.
§ Al-Qur’an adalah kitab yang mulia, dan
orang yang mengingkarinya pasti akan celaka.
§ Tidak ada keslahan dalam Al-Qur’an itu
sedikitpun karena ia berasal dari Tuhan yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
3. Q.s Fushilat ayat 43-46
Alasan oang musyrik mengingkari Al-Qur’an
§ Semua yang diucapakan orang-orang musyrik
kepada Rasulullah itu pernah diucapkan oleh umat-umat terdahulu kepada
rasul-rasul yang diutus kepada mereka.
§ Orang-orang musyrik selalu mencari-cari
dalih agar tidak beriman kepada Al-Qur’an.
§ Al-Qur’an itu penawar hati dan obat bagi
ornag-orang yang percaya kepadanya. Orang-orang musyrik telinganya telah
tersumbat dan penglihatannya telah tertutup, sehingga tidak dapat melihat
kebenaran Al-Qur’an.
§ Sebagaiman bani Isra’il pernah mencaci
rasul yang telah diutus kepadanya, orang-orang musyrik Makkah juag mencaci
Rasulullah saw.
§ Perbuatan baik yang dilakukan seseorang
adalah untuk kebaikan dirinya, dan perbuatan buruk yang dilakukan seseorang
adalah untuk keburukan dirinya.
§ Allah tidak akan menganiaya hamba-hamba-Nya
walaupun sedikit.
E. ASBAB AN-NUZUL
1. Q.s Fushilat ayat 40
Dikemukakan oleh ibnul Mundzir yang
bersumber dari Basyir bin Fath yang berkata : bahwa turunnya ayat ini
أَفَمَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ خَيْرٌ أَمْ مَنْ يَأْتِي آمِنًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Berkenaan dengan Abi Jahal dan ‘Ammar bin
Yasir (seorang musyrik) yang masuk neraka dan seorang muslim yang masuk surga
2. Q.s Fushilat ayat 44
Firman Allah TA’ala :
وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلا فُصِّلَتْ
آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
وَالَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى
أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ
Kalau kami jadikan peringatan itu al-Qur’an dalam
bahas a’ajam (bukan Arab), niscaya mereka berkata : “mengapakah tidak diuraikan
ayat-ayatnya ? katakanlah : “Dia (al-Qur’an) untuk orang-orang yang beriman
jadi petunjuk dan menyembuhkan (penyakit dalam hati). Dan orang-orang yang
tidak beriman, dalam telinganya ada berat (pekak) dan Al-Qur’an itu buta
(gelap) bagi mereka (seolah-olah) mereka dipanggil dari tempat yang jauh.
Q.s Fushilat ayat 45
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَاخْتُلِفَ فِيهِ وَلَوْلا كَلِمَةٌ
سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ
مُرِيبٍ
Sesungguhnya telah kami berikan kitab
kepada Musa, lalu diperselisihkan orang
tentang kebenarannya. Jikalu
tidaklah kalimat dari Tuhanmu telah terdahuli, niscaya dihukumlah antara mereka
(di Dunia). Sesungguhnya mereka didalam bimbang tentang itu dan ragu-ragu.
Dikemukakan oleh Ibnu Jarir yang bersumber
dari Sa’id bin Jubair yang berkata : orang-orang Quraisy berkata : “mengapa
al-Qur’an ini tidak diturunkan dengan bahasa ajam dan arab ?”. Maka Allah
menurunkan ayat ini
لَقَالُوا لَوْلا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ
لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ
وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ
Berkenaan dengan peristiwa itu dan sebagai jawaban
terhadap mereka, bahwa sekalipun Al-Qur’an itu bukan dalam bahasa Arab, tentu
mereka juga menolak dan meminta perintah lebih lanjut dengan bahasa Ajam dan
bahasa Arab. Lalu turunlah ayat berikutnya (Q.s Fushilat ayat 45), yang
menerangkan bahwa apapun yang diturunkan oleh Allah, akan juga diperselisihkan
oleh mereka sebagaimana kitab Taurat (kitab nabi Musa) dahulu.
F. MUNASABAH
1. Ayat 40-42
Pada ayat 37-38 diterangkan tentang larangan bagi
manusia untuk menyembah selain Allah, dan menerangkan bahwa Allah berkuasa
membangkitkan manusia dari kubur. Pada ayat-ayat ini berikut ini diterangkan
ancaman Allah terhadap orang-orang yang menentang ayat-ayat-Nya. Orang-orang
yang demikian dibiarkan dengan perbuatan mereka itu. Sesungguhnya Allah selalu
memperhatikan itu. Sesungguhnya Allah selalu memperhatikan mereka dan mengazab
nereka diakhirat nanti.
2. Ayat 43-46
Pada ayat sebelumnya diterangkan bahwa semua perbuatan
dan sikap orang-orang musyrik terhadap Al-Qur’an diketahui Allah, tidak ada
satupun yang luput dari pengetahuan-Nya. Oleh karena itu, Dia akan menghukum
dengan adil perbuatan mereka itu. Pada ayat-ayat berikut ini, Allah menghibur
Nabi Muhammad dan para sahabat yang sedih karena perbuatan orang kafir terhadap
Al-Qur’an dengan menyatakan bahwa sikap, tindakan, dan perkataan orang-orang
musyrik itu sama dengan apa yang pernah
dilakukan orang-orang terdahulu terhadap para rasul yang diutus kepada mereka.
Akan tetapi, para rasul itu bersabar menghadapinya sampai kemenangan berada
pada mereka.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam Q.s Fushilat dijelaskan :
Q.s Fushilat ayat 37-39
§ Tanda-tanda kebesaran Allah adalah
menjadikan siang, malam, matahri, bulan. Tetapi tidak untuk mensekutukan dari
pada-Nya.
§ Allah kuasa menghidupkan manusia yang dari
kubur laksana tumbuh-tumbuhan yang keluar dari tanah tandus yang diberi air.
Q.s Fushilat ayat 40-42
Ancaman bagi penentang Al-Qur’an
§ Allah maha mengetahui segala perbuatan
orang-orang yang mengingkari ayat-ayat-Nya.
§ Manusia tidak dihalangi melakukan apa yang
dikehendakinya, tetapi Allah akan membalas perbuatan mereka itu dengan balasan
yang setimpal.
§ Al-Qur’an adalah kitab yang mulia, dan
orang yang mengingkarinya pasti akan celaka.
§ Tidak ada keslahan dalam Al-Qur’an itu
sedikitpun karena ia berasal dari Tuhan yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
Q.s Fushilat ayat 43-46
Alasan oang musyrik mengingkari Al-Qur’an
§ Semua yang diucapakan orang-orang musyrik
kepada Rasulullah itu pernah diucapkan oleh umat-umat terdahulu kepada
rasul-rasul yang diutus kepada mereka.
§ Orang-orang musyrik selalu mencari-cari
dalih agar tidak beriman kepada Al-Qur’an.
§ Al-Qur’an itu penawar hati dan obat bagi
ornag-orang yang percaya kepadanya. Orang-orang musyrik telinganya telah
tersumbat dan penglihatannya telah tertutup, sehingga tidak dapat melihat
kebenaran Al-Qur’an.
§ Sebagaiman bani Isra’il pernah mencaci
rasul yang telah diutus kepadanya, orang-orang musyrik Makkah juag mencaci
Rasulullah saw.
§ Perbuatan baik yang dilakukan seseorang
adalah untuk kebaikan dirinya, dan perbuatan buruk yang dilakukan seseorang
adalah untuk keburukan dirinya.
§ Allah tidak akan menganiaya hamba-hamba-Nya
walaupun sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Ar-rifa’i Nasib,Muhammad.1989.Taisiru
al-aliyyilqadirli ikhtishari tafsir ibnu katsir.Riyadh:Maktabah Maarif.
Al-Maraghi,Ahmad Musthofa.1974.Tafsir
al-Maraghi.Mesir:Musthofa al-Babi Al-Hallabi.
Tim pelaksana pentashihan mushaf
al-Qur’an.2009.Bayan Al-Qur’an.Jakarta:Bayan Al-Qur’an.
As-Suyuthi,al-Imam Jalaluddin.1986.terjemahan
Lubaban-Nuqul fiasbab an-Nuzul.Surabaya:Mutiara Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar